Pada awalnya manusia sudah mencapai pengetahuan tinggi di bumi. Manusia hidup bersatu dengan satu bahasa dan satu ras warna, serta dengan banyak pemimpin yang menuntun hidup manusia. Hidup dengan bahagia dan damai dan semua cukup atau lebih.
Tapi itu semua berakhir sejak manusia menjalin hubungan makhluk Mu'u si penguasa lautan di bumi.
Tahun 310 umur matahari berdasar kaleader sumeria, Makhluk Mu'u memiliki satu pemimpin atas kaum mereka. Dia bernama Agaramaha. Setengah manusia setengah ikan.
Melihat kehidupan manusia yang tentram, damai dan makmur, Penguasa lautan ingin bertukaran kebudayaannya dengan manusia.
Tanpa rasa curiga, para pemimpin menerima permintaan Agaramaha dengan sukacita. Ini karena melihat teknologi ciptaan Mu'u yang membuat manusia ingin tahu.
Seiring waktu, manusia dan mu'u sudah mengenal kebiasaan hidup masing-masing.
Mu'u mengetahui kelemahan manusia yang tidak dapat hidup di air. Dan manusia juga mengetahui kelemahan mu'u yang tidak hidup di darat.
Mereka saling berbagi pengetahuan untuk menghilangkan kelemahan mereka agar bersosial.
Selama bertahun-tahun dan dalam keputusasaan tidak dapat menemukan jawaban. Agaramaha memberitahu pada para pemimpin manusia tentang sebuah lubang di dasar laut yang tidak dimasuki Mu'u, tetapi dapat dimasuki manusia.
Agaramaha membawa salahsatu bagian benda yang ditemukan sekitar luar lubang. Sebuah piramida setinggi 10 meter yang memiliki banyak tulisan para leluhur manusia.
Akhirnya, para pemimpin setuju permintaan Agaramaha si penguasa lautan tentang lubang besar itu.
Malam bulan sabit merah membuat banyak makhluk Mu'u mengalami mimpi buruk. Suara bergema seperti suara monster yang marah di dasar lubang besar. Itu membangunkan semua makhluk yang hidup di lautan.
Rasa ingin tahu Agaramaha tentang mimpi buruk terus terjadi selama ribuan tahun dan ingin mengakhir ini semua dengan mengetahui kebenaran lubang besar.
Sisi lain di darat, para pemimpin memanggil semua ahli terbaik untuk terjemahkan bahasa dasar leluhur manusia. Sebab bahasa manusia sudah ditingkat lebih mudah dan singkat. Jadi, membuat bahasa dasar sudah dilupakan.
Akhirnya, para ahli mampu terjemahkan bahasa pada piramida dan segera beritahu para pemimpin untuk mengetahui kebenaran piramida.
Semua terkejut dengan hasil para ahli tentang asal mula makhluk Mu'u itu lahir.
Ini hasil terjemahan :
" Suatu hari di bumi ada 7 matahari bersinar yang tidak memberi kesempatan malam itu ada. Sepasang manusia memohon pada Tuhan Yang Agung untuk diberi cukup satu matahari saja di bumi.
Permintaan Doa dikabulkan, Tuhan Yang Agung memberi sebuah busur pada manusia untuk tiada matahari.
Di hari esok, sepasang manusia memohon lagi pada Tuhan Yang Agung untuk diberi kuasa hidup di laut dan darat.
Permintaan Doa dikabulkan, Tuhan Yang Agung membuat tiga lubang besar yaitu ada di daratan , ada di lautan, dan ada di langit. Kata-Nya : ' Sesungguhnya engkau berkuasa atas yang di langit,bumi dan lautan. Segala makhluk hidup dapat engkau kenal. '.
Terjadi gempa yang besar dan lama pada daratan,lautan dan langit seperti terbelah jauh.
Sepasang manusia melihat sebuah lubang besar dari kejauhan di daratan.
Pergilah sepasang manusia ke tempat lubang besar. Kata-Nya : ' Lompatlah ke dalam dan engkau memiliki sepasang sayap untuk terbang ke langit '
Dengan bahagianya terbang di langit, sepasang manusia terkejut melihat lubang besar dengan air turun ke bawah di langit. Kata-Nya : ' Lompatlah ke dalam dan engkau memiliki sebuah sirip terkuat dan cepat di lautan '
Dengan bahagianya lagi berenang dan melompat-lompat di laut. Berenang hingga ke dasar laut, sepasang manusia terkejut melihat sebuah lubang besar dengan arus tersedot ke dalam di lautan. Kata-Nya : ' Lompatlah ke dalam dan engkau memiliki tubuh yang kuat di daratan '.
Sepasang manusia kembali menjadi normal dan bertambah kuat. Dengan gelembung udara yang dihasil dari lubang itu membawa sepasang manusia kembali daratan.
Dengan bahagianya, sepasang manusia segera beritahu semua saudara-saudaranya tentang 3 lubang besar.
Akhirnya semua manusia sudah berkuasa atas langit,bumi,dan lautan.
Peranakan manusia terus bertambah dan setiap anak diajari belajar berkuasa.
Sebelum akhir hidup tubuh, sepasang manusia memohon pada Tuhan Yang Agung untuk dapat menyentuh bintang-bintang di atas langit.
Permintaan Doa dikabulkan, Tuhan Yang Agung memberi sebuah Cawan-Nya berisi air murni dari Firdaus. Kata-Nya : ' Sesungguhnya Cawan-Ku dan Air Firdaus Ku-Pilih ini memberi Pengetahuan-Ku dan Kebijaksanaan-Ku. Maka engkau menjadi Makhluk Sempurna tanpa kematian, ratapan, dan penderitaan.'
Sepasang manusia mengadakan perjamuan besar dan semua saudara serta anak cucu hadir untuk meminum Air Firdaus dari Cawan-Nya.
Akhirnya, manusia mengerti segala pengetahuan baru."
Dengan berat hati, para ahli memberitahukan bahasa gambar jari tangan pada piramida itu tidak dapat diterjemahkan. Hanya dapat terjemahkan bahasa dasar manusia yaitu huruf.
Berbagai pikiran, diambil kesimpulan bahwa lubang besar di laut itu tempat menjadi manusia kembali. Agaramaha beritahu tentang arus pada lubang tidak ada. Sehingga kesimpulan bahwa lubang tersebut tertutup sesuatu.
Para pemimpin manusia dan Agaramaha sepakat melakukan pencarian. Dengan teknologi benda terbang dan darat, para ahli manusia mencari lubang di darat dan langit. Dengan teknologi benda bernafas dan laut, para ahli manusia dan penduduk Mu'u ikut membantu pada lubang di laut.
Di lain tempat, kabar pencarian lubang terlarang oleh manusia dan mu'u sudah terdengar oleh para peri musim ( setengah manusia setengah serangga ) dan para mala'kaat ( setengah manusia setengah burung ). Bagi kedua makhluk itu lubang terlarang membawa malapetaka bagi para penghuni bumi.
Terikat perjanjian abadi bahwa para peri musim dan para mala'kaat dilarang berkomunikasi dengan para manusia. Jika ada yang berusaha dekati lubang,maka diusir atau mati.
Peri Musim adalah makhluk yang tercipta dari dampak penyalahgunaan tiga lubang oleh manusia. Peri musim mampu kuasa pertumbuhan dan kecepatan suara dalam bergerak. Mereka hanya beraktifitas pada malam hari. Kelemahan Peri Musim adalah tidak dapat hidup di bawah sinar matahari. Sebab mereka mati mengering seperti kayu kering.
Mala'kaat adalah makhluk hidup di langit. Awalnya,mereka dapat hidup di siang hari dan malam hari. Tapi, akibat penyalahgunaan tiga lubang, mereka hanya dapat hidup di siang hari. Mereka beraktifitas mengikuti cahaya matahari. Tempat tinggal bergerak dengan teknologi awan. Beraktifitas seperti cahaya tembus pandang. Kelemahan Mala'kaat adalah tidak dapat hidup jauh dari cahaya matahari. Sebab, bulu sayap langsung hilang seperti debu.
Keberadaan ketiga makhluk ( Mu'u, Peri Musim, Mala'kaat ) itu sudah diketahui oleh manusia pada masa ini. Rekaman video dua orang dengan kapal selam mini yang didatangi makhluk mu'u. Rekaman foto peri musim yang mati mengering di jebakan bergigi. Rekaman video pengendara mobil yang merekam awan putih yang turun ke tanah dan keluar mala'kaat diselimuti awan.
Masih banyak makhluk di luar bumi dan masih banyak dimensi di galaksi.
Meski para ahli dari manusia berusaha keras kemungkinan lubang darat ada di hutan, tapi selalu dibuat bingung oleh perbuatan peri musim. Sehingga selalu kembali ke tempat awal semula dan terjebak seumur hidup di hutan angker.
Termasuk kejadian cuaca di langit yang selalu berubah-ubah dan menyebabkan para ahli hilang dan mendarat darurat.
Hingga akhirnya, para ahli manusia dan mu'u lebih fokus pada lubang di dasar laut. Satu persatu teknologi manusia dan mu'u mulai penuhi sekitar lubang.
Dengan hati-hati dan teliti, para ahli mulai mendapat sesuatu dibalik tumpukan pada lubang. Terkejut dan luarbiasa, para ahli temukan air tawar yang bersinar dibalik tumpukan lubang. Meskipun lubang masih tertutup, teknologi yang dipakai untuk mengambil apapun dibalik tumpukan.
Uji coba pada air tawar bersinar mulai dilakukan pada beberapa mu'u yang meminum air tawar. Hanya satu yang berhasil menjadi manusia tapi mati dihari berikutnya. Hingga akhirnya uji coba dihentikan sampai tumpukan dapat dihancurkan.
Teknologi penghancur mulai dipersiapkan dan evakuasi mulai dilakukan. Disisi lain, peri musim dan mala'kaat mulai persiapan pasukan secara besar-besaran untuk perang dengan manusia.
Saat ledakan mulai terjadi pada lubang, energi aura jahat mulai selimuti lautan, daratan dan langit. Semua makhluk terdiam karena merasakan perasaan buruk dan takut.
Gelembung mulai keluar ke atas bersama dengan tumpukan yang telah hancur.
Disisi lain, awalnya berniat menghentikan manusia hancurkan penutup lubang, mala'kaat dan peri musim memilih semua pasukan bertahan dan bersiap serangan dari makhluk-makhluk terkutuk pada lubang.
Setelah terbuka, para ahli dari manusia dan mu'u menuju ke dalam untuk lakukan penelitian lebih lanjut.
Hal mengejutkan para penyelam berada pada bagian udara yang cukup luas. Dan menyebabkan para penyelam dari mu'u mendadak tidak bisa bernafas. Ternyata lubang besar memiliki dasar untuk berpijak.
Karena panik dan gelap, para penyelam dari manusia berusaha cari air. Ditengah lubang besar pada dasar itu ada danau air tawar yang bersinar. Para penyelam dari mu'u dibawa ke danau tersebut agar dapat bernafas.
Tak terduga, para mu'u menjadi manusia dan bernafas mengeluarkan uap biru. Setelah itu bernafas normal seperti manusia. Tapi tidak dapat berbicara karena lidah hilang.
Meski senang tapi cemas karena efek air tawar itu membuat mati menurut para penyelam. Berbagai cara menemukan jalan keluar tapi nihil karena gelap.
Setelah terjebak beberapa hari, mereka yang berada di luar lubang melakukan penyelamatan dengan tali-tali logam yang tebal dan panjang.
Anehnya saat para penyelam pertama telah selamatkan penyelam mu'u, tiba- tiba datang penyelam berikutnya yang datang untuk temukan para penyelam pertama. Para penyelam pun kaget melihat kedatangan para penyelam berikut karena tidak sesuai produser yang sudah disepakati. Bahwa para penyelam kedua harus temukan para penyelam pertama yang tidak kembali selama lebih 3 hari.
Continued...( Karena panjang peristiwanya, jadi tidak dilanjut ^_^v ).